JAKARTA, LIMBONGMULANA – Pelestarian budaya bukan hanya tangung jawab orang tua kepada anaknya, tetapi kumpulan marga juga berperan aktif untuk melestarika budaya kepada generasi penerus.
Hal itulah yang ditujukkan Kumpulan Limbong Mulana melalui Pesta Bona Taon pada Minggu, (10/2) di Gedung Serbaguna Mulia-Raja Jakarta dengan mensosialisasikan budaya kepada generasi muda (Naposo) dan anak-anak.
Selain mempererat silaturahmi dengan kasih, Pesta Bona Taon juga merupakan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang diberikan kepada keluarga besara Limbong Mulana, Boru, Bere dan Ibebere sepanjang tahun 2012 sesuai thema: Kasih yang mengikat dan mempersatukan (Kolose 3:14), sub thema: Tuhan telah mempersatukan kita, marilah kita saling mengasihi sesama keluarga besar Limbong Mulana untuk memuliakan nama Tuhan.
Ada yang unik dalam Pesta Bona Taon Limbong Mulana tahun ini, dimana budaya dipadu untuk membesarkan nama Tuhan. Misalnya, selama ini Si Pinta Gondang atau yang meminta gondang hanya untuk pesta kebudayaan, namun dalam pesta perayan Bona Taon Limbong Mulana kali ini, si pinta gondang dipakai untuk meminta gondang untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Bahkan, gondang, hasapi, tagading, sulim (gendang, kecapi, dan seruling) dipadu dengan alat musik moderen dipakai untuk memuji Tuhan membuat suasana semakin hidup seperti halnya ketika manortor (menari). Sementara, Pdt Sukanto Limbong MTh menekankan kepada seluruh keturunan Limbong Mulana Boru, Bere dan Ibebere agar tetap hidup di dalam kasih.
Keluarga besar Limbong Mulana adalah orang yang diberkati Tuhan, dan itu tidak dibuat-buat. Pada nyanyian Mars Limbong Mulana pada bait ke 4 yang berbunyi: Barita ni huta Limbong tahe, tarbarita sahat ro didia, Nasahali mangula tahe, dua hali marmariama. Artinya bahwa marga Limbong dikenal sebagai marga yang tertua.
Itulah yang dikatakan seorang Pendeta dari Jerman kepada saya, bahwa Limbong itu adalah marga yang tertua di marga Batak. Yang kedua, bahwa di Kampung Limbong, sekali kerja, dua kali menghasilkan. Artinya, selain hasil ladang, keturunannya juga diberkati, ujar Pdt Sukanto Limbong MTh, pendeta muda yang kini masi melanjutkan pendidikan S3 nya di Jakarta.
Sementara itu, RTP Limbong SH, Ketua Panitia Pesta Bona Taon menyampaikan terima kasih kepada Keluarga Besar Limbong Mulana yang telah memberikan sumbangsihnya sehingga perayaan pesta Bona Taon Limbong Mulana dapat terlaksana dengan lancar.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua Limbong Mulana yang memberikan kepercayaan kepada kami sebagai panitia pelasana dalam acara bona taon ini, ucapnya.
Di akhir laporannya, RTP Limbong menguraikan bahwa dana yang masuk hingga terlaksananya acara bona taon mengalami surplus yang nominalnya mencapai delapan juta lebih, dimana anggaran yang dihabiskan pada acara tersebut mencapai 200 juta rupiah lebih.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Limbong Mulana se Jabodetabek, Prof Dr Ir WH Limbong MS menekankan agar Limbong Mulana semakin kokoh dan bersatu padu dalam kebersamaan.
Kami dari pengurus se Jabodetabek, mengucapkan terima kasih kepada segenap panitia acara sehingga penyelenggaraan Pesta Bona Taon Limbong Mulana dapat berjalan dengan baik dan lancar, tegasnya.
Usai kebaktian, acara diawali dengan menyanyikan Lagu Mars Limbong Mulana, dan dilanjutkan dengan acara kebudayaan, manortor sesuai dengan turpuk (kelompok) masing-masing, sekalian memberikan santi-santi (persembahan) untuk diserahkan kepada panitia pelaksana dan disaksikan oleh pengurus harian.
Semarak Bona Taon Limbong Mulana juga diisi dengan acara hiburan dengan menampilkan artis-artis ibukota, diselingi pembagian door prize dengan hadiah yang menarik. Tidak kalah serunya dengan orang tua, anak-anak yang diperkiran jumlahnya sekitar 250 orang juga ikut manortor (menari) sambil menerima uang dari orang tua yang diselipkan di jari jari anak tersebut.
Bahkan, di antara anak tersebut ada yang menerima hingga ratusan ribu dari orang tua Limbong Mulana, membuat semangat anak-anak saat manortor semakin bergairah. Tidak ketinggalan juga Naposo (muda-mudi), juga turut manortor dengan semangat Tortor Naposo (yang biasa orang batak suguhkan di saat acara kebudayaan).
Gerakan mereka tampak berirama sesuai dengan alunan godang yang dimainkan oleh pargorsi (musisi orang batak). Diperkirakan, setidaknya 2.500 orang peserta yang hadir dalam pesta akbar Limbong Mulana tersebut, tua-muda bercampur baur membuat suasana kebersamaan semakin melekat satu sama lain.
Di penghujung acara, Keluarga Besar Limbong Mulana, menyanyikan lagu O Tano Batak membuat suasana semakin hikmat, yang mana lagu ini menceritakan tentang kerinduan terhadap Tanah Batak (Bona Pasogit), khususnya bagi mereka yang merantau di luar Sumatera Utara. Acara pun diakhiri dengan pembacaan doa oleh salah satu tokoh adat bermarga Limbong. (Yorri)