JAKARTA, LIMBONGMULANA – Keluarga Besar Limbong Mulana Sejabodetabek merasa ibah atas meninggalnya Bangun Limbong Senin 9 Juli 2018 sekitar jam 15.00 WIB tanpa diketahui oleh keluarga.
Kabar meninggalnya Bangun Limbong diketahui dari salah satu postingan Ibu Irawaty Tapukang yang juga ketua RT.03/07 Tanah Merah, Jl Perjuangan Koja Selatan Jakarta Utara, dimana Bangun tinggal sehari harinya.
Diketahui dari postingan Ibu Irawaty, bahwa Bangun Limbong meninggal tanpa ada pihak keluarga yang mengetahui, sementara manyatnya berada dikamar jenazah disimpan diruang freezer RSUD Koja Jakarta Utara.
Salah seorang bermarga Limbong ketepatan membaca postingan Ibu Irawaty, dan kemudian langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada pengurus Limbong Mulana Sejabedetabek Serang Sekitarnya.
Ketua Umum Limbong Mulana, Berman Limbong, SH, MH, langsung menelepon pihak RSUD Koja meminta keterangan terkait kebenaran berita tersebut.
Dari keterangan RSUD Koja Jakarta Utara, membenarkan adanya mayat seorang bernama Bangun Limbong yang saat ini dikamar mayat disimpan diruang freezer karena belum ada pihak keluarga mengaku sebagai keluarganya.
Pihak RSUD Koja Jakarta Utara juga memberikan nomor seluler ketua RT, Irawaty Tapakung dimana Bangun tinggal, dan dari keterangan pihak RSUD Koja jugalah menerangkan bahwa Irawaty yang membawa Bangun Limbong berobat dan menjamin biaya perobatannya.
Berman Limbong langsung menghubungi melalui telepon ibu RT, Irawaty Tapakung untuk menindak lanjuti kemana mayat disemayamkan dan dikebumikan.
Akhirnya ada kesepakatan bahwa mayat Bangun Limbong dibawa dari RSUD Koja dan disemayamakan dilingkungan RW.07 Tanah Merah, tepatnya dikantor RW.07 yang kebetulan tempatnya sangat memadai dijadikan tempat persemayaman.
Sekitar jam 21.00 WIB, Ketua Umum Limbong, beserta pengurus Limbong yang lain tiba dirumah duka dan bertemu dengan masyarakat lingkungan serta ketua RT dan RW dengan satu kesimpulan bahwa almarhum akan dikebumikan di TPU Budi Dharma Cilincing Jakarta Utara, pada hari Selasa 10 Juli 2018 jam 13.00 WIB dan acara ibadah pelepasan almarhum dimulai jam 11.00 WIB yang dipimpin oleh Ketua Umum Limbong Mulana, dan untuk ibadah dan sakramen dipimpin oleh Majelis dan Pendeta dari gereja Mawar Saron Kelapa Gading.
Tepat pukul 13.30 almarhum diberangkatkan dari lingkungan RW.07 Tanah Merah menuju TPU Budi Dharma Cilincing Jakarta Utara, dan sekira jam 14.30 acara pemakaman dilaksanakan dipimpin oleh Pendeta dan Majelis Gereja Mawar Saron Kelapa Gading dan berakhir sekitar jam 15.00 WIB.
Sosok Bangun Limbong menurut Ketua RT, Irawaty , sejak 2001 sudah tinggal diwilayah Tanah Merah dengan status lajang dengan pekerjaan serabutan untuk sekedar makan dan bertahan hidup. Tinggal dan tidur berpindah pindah dari satu gudang kosong ke gubuk kosong lainnya, dan sesekali tinggal ditempat kost ketika memilik sejumlah uang. Akan tetapi almarhum dikenal sebagai orang yang berkelakuan baik disekitar lingkungan tersebut, dan hampir seluruh warga sekitar mengenali almarhum, sehingga atas dasar itulah ketika almarhum sakit yang sangat luar biasa, Ibu RT atas koordinasI dengan Pak RW dan kumpulan sesuku batak membawa almarhum berobat ke RSUD Koja dengan status orang terlantar. Dari hasil diagnosa dokter, almarhum ternyata penyakit lever akut, dengan tekanan darahnya 40:20 dan posisi gula darahnya hanya berada diangka 14.
Pada acara penghujung akan membawa jenah kepemakaman, Ketua Limbong atas nama Keluarga Besar Limbong mengucapkan terimakasih kepada Majelis dan Pendeta dari Gereja Mawar Saron, kepada Ibu Irawaty Tapukang selaku ketua RT.03 dan kepada ketua RW.07 serta kepada parsahutaon dan seluruh warga yang ikut ambil bagian dalam acara duka tersebut, sehingga seluruh rangkaian acara pemakaman almarhum Bangun Limbong dapat berjalan dengan baik.
Perlu diinformasikan bahwa sampai dengan detik-detik terakhir pemakaman, tidak ada seorang pun keluarga dan atau marga Limbong yang mengklaim almarum sebagai anggota keluarganya, dan untuk itu seluruh dokumen kematian almarhum disepakati untuk disimpan di Sekretariat RT/RW agar menjadi dokumen yang mungkin dapat bermanfaat kelak bila mana dikemudian hari terdapat keluarga yang mengklaim almarhum sebagai anggota keluarganya, dan sebagai informasi yang berkembang bahwa almarhum berasal dari Simpang Tiga Sitinjo Sidikalang dekat dengan Taman Iman Sidikalang.
Biaya yang dipergunakan untuk almarhum diluar biaya Rumah Sakit cukup besar, dan setelah berembuk dengan pengurus RT dan RW setempat, maka Kumpulan Limbong Mulana Sejabodetabek Serang Sekitarnya mengambil alih kekurangan biaya tersebut sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah). (Red)